Thursday, June 16, 2016

Buka atau Tutup?

Daripada keseret arus ikutan komen di laman facebook yang isinya cercaan melulu, mendingan aku "buang" sampah disini.

Setiap buka Facebook pasti isinya berita ini melulu, baik dari media A B C dan Z.
Buka TV pun pasti ada aja sekali-duakali muncul. Padahal bisa di bilang aku bukan penonton TV national yang baik.

Polemik aneh yang di blowup oleh media aneh.

Dengan tujuan ?

Yang jujur aku pun gak tau, tapi menurut kacamataku yang agak burem ini tujuannya gak lain gak bukan adalah mencerai-beraikan kita warga indonesia.

Bhineka tunggal ika, walaupun berbeda tetapi tetap satu.

---

Kalian yang tinggal di indonesia pasti sudah bisa menebak apa yang sedang aku bicarakan.

Yup its all about buka tutupnya warung di saat bulan ramadhan, setuju atau gak setuju kali ini aku bukan mau ngebahas soal peraturan tersebut.
Karna aku yakin sekali Pemerintah mengeluarkan peraturan tsbt bukan tanpa diskusi panjang.

Tapi untungnya aku sebagai warga yang tinggal di Samarinda tidak harus merasakan pahitnya restoran tutup disiang hari, apalagi bawaan bumil suka mood-moodan makannnya.

Malahan bulan puasa begini aku dan temen-2 yang mayoritas non muslim excited banget, dengan banyaknya "Pasar Ramadhan Dadakan" yang jualan takjil melimpah.
Bahkan banyak dari mereka sudah gelar tenda dari pukul 12 siang.
Asik kan....

Indahnya bulan Ramadhan...

|
|
|
|
|

Ngomong-ngomong soal berita disosmed...

Ah yah sudahlah...

KZL~

---

Kenapa kesal?
Kenapa sih banyak facebook user jaman sekarang (dan banyak dari mereka adalah orang-orang di friendlist sosmed saya) yang asal share-share-share dan main comment-comment-comment tanpa pikir panjang. Tanpa mencari dulu kebenaran dan bukti-bukti nyata.

Asal mencerca-asal komentar-asal tuduh-asal tuding-melabelisasi-membodoh-bodohi-menyumpah serapah. Menurut saya ASAL!
Belum lagi golongan rasis yang sukanya komentar tentang pihak lain yang tak sepaham/sewarna.

Untungnya didunia nyata, orang-orang tersebut yang notabene "jago-kandang" yang notabene "haters-sejati" tetep aja mati kutu.
Karena toh ternyata mereka hanya berani 'bacot' di belakang layar laptop atau smartphone mereka.
Untungnya lagi mereka gak gampang ter-brainwash dan menjadi golongan ekstrimis gegara isi berita medsos yang hampir menyerupai sampah.

Contoh : Eko berumur 28tahun Single adalah Marketing yang sudah bekerja lama dengan record pekerjaan yang cukup baik di salah satu perusahan berjangka yang ternama di Indonesia, Dan dia merupakan penganut agama yang tidak mengharuskan ikut puasa di bulan Ramadhan (baca : Non Muslim)
hari itu tanggal 14 Juni 2016, disela-sela break-time dengan niatan refreshing berselancar di media sosial Facebook malah menjadi satu moment penuh terror karena Eko kebakaran jenggot membaca berita soal peraturan Perda di Serang yang mengharus kan Warung/Resto untuk tutup dari pukul 5 Am - 4 Pm.
Eko merasa peraturan itu tidak adil, karena kota Serang dan Negeri Indonesia bukan hanya milik mereka yang berpuasa. Eko merasa bahwa mereka yang berpuasa terlalu manja. Eko merasa mereka yang berpuasa minta diperhatikan lebih dan terlalu lebay. Akhirnya terjadilah perang komentar yang tidak berujung damai. 
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5. Saat nya pulang. Eko masih enggan bergegas dari laptopnya karena masi menunggu balasan komentar2 lain yang isinya penuh hujatan. Dari masalah etnis, agama dan banyak hal...

"Ko, lu betah amat mantengin laptop mulu dari tadi. Masi nungguin posisi? Yuk! Ikutan gw buka di warung sebelah bareng anak2."
"Iya Di, bentar yah gue beberes dulu. Laper juga nih."

Dan hari itu pada kehidupan kenyataannya, walaupun Perarturan Perda tidak akan berubah. Eko tetap menjadi Eko yang sama. Dia dan teman-temannya pun akan selalu berteman baik walaupun mereka berbeda.

Contoh diatas hanya fiktif belaka yang saya yakini sekali banyak terjadi disekitaran.
Dimana mereka berani berkoar-koar dan saling menjelek-jelekkan sejadi-jadinya di medsos, tetapi tetap bahu membahu di dunia nyata.

berikut video yang cukup menyentuh hatiku, gimana toleransi satu sama lain seharusnya berjalan.

SATU DALAM KITA


---

Medsos penuh memang kebencian. Bisa jadi akar dari perpecahan.
Untunglah, akhlak warga indonesia tidak sedangkal berita-berita medsos.

But sometimes...

i feel entertained. by reading their stupid comments.

LAST but NOT LEAST.

Selamat menjalankan bulan Puasa yah buat temen-teman yang menjalankan.


Xoxo,
IrinaStephanie

1 comment:

  1. Keren tulisannya. Segala sesuatu itu harus disikapi dengan bijak, apalagi hal-hal yang berbau agama, sangat sensitif. Kebanyakan orang emang sukanya main langsung komen tanpa mencari tahu dulu cerita sebenarnya seperti apa atau apakah itu benar atau tidak.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...